Mengenai Saya

Foto saya
Batam, riau, Indonesia
i like writing many stories, reading teen novels, eat ( hahaha =D, but i'm not fat ;) if you want to be my friends, you can add my facebook : Imelda Chandra (Imelda Chandra K)or follow my twitter : @Melymelda and i will follback you

Sabtu, 17 Desember 2011

Gara - gara Petak Umpet



Matahari sangat terik siang ini. Sepertinya tidak ada angin yang bertiup saat ini. Tetapi Nora, Kira, Luki, dan Hery yang masih mengenakan seragam SD mereka, tampak tidak perduli dengan panas yang menyengat kulit itu .Mereka dengan asyik nya terus bermain. Kira terlihat sedang menutup matanya sambil berhitung. Sedangkan teman-temannya yang lain segera berlarian mencari tempat bersembunyi. Setelah Kira selesai berhitung ia segera berlari ke tempat- tempat yang mungkin dijadikan tempat bersembunyi oleh teman-temannya. Ia mendengar suara gemerisik rumput didekat pohon jambu. Dengan mengendap-endap, Kira mulai mendekati pohon jambu yang berada di belakangnya itu. Dan … ya !  Ia menemukan Luki yang sedang nyengir kuda ketika ketahuan tempat persembunyiaannya.
Kira ditemani Luki pun  melanjutkan mencari teman-teman mereka yang lain. Mereka mengitari taman komplek rumah  dengan teliti. Siapa tahu salah satu dari Nora dan Hery bersembunyi di taman. Tetapi, tak terlihat seorang pun dari mereka yang bersembunyi disana. Kira dan Luki pun mulai mencari ke rumah-rumah kosong yang tidak ada penghuninya. Biasanya salah satu dari mereka sering bersembunyi di rumah-rumah kosong itu. Baru saja mereka mencari ke sebuah rumah kosong yang paling dekat dengan taman, terdengar suara gemerisik dihalaman belakang yang tak terurus . Mereka dengan cepat berlari kebelakang rumah . Terlihat Nora duduk disudut halaman belakang sambil menggaruk-garuk tangan dan kakinya yang gatal karena digigiti nyamuk. Dengan muka masam, Nora yang tempat persembunyiannya ketahuan itu ikut mencari Hery bersama Kira dan Luki.
Hari sudah semakin terik. Jam menunjukkan pukul 2 siang. Sudah setengah jam Kira, Luki, dan Nora berputar-putar mengelilingi komplek mencari Hery. Mereka sudah amat lelah. Terlebih mereka belum sempat makan siang tadi . Tetapi mereka penasaran dimana kiranya Hery bersembunyi sehingga sangat sulit ditemukan. Mereka akhirnya mencari kekebun pak’de Edo yang terkenal galak. Dengan berjinjit-jinjit mereka masuk kedalam kebun . Kebun pak’de Edo ternyata sangat luas . Hampir seluas taman komplek. Mereka pun berpencar mencari Hery di kebun itu . Tak berapa lama kemudian Nora berlari kearah Kira dan Luki. Ia menarik Kira dan Luki menuju sebuah pohon Mangga yang sangat besar . Di salah satu dahan besar di pohon itu, Hery terlihat terkantuk-kantuk dan hampir tertidur menunggu teman-teman yang mencarinya . Kalau saja Nora tidak menemukannya, Ia mungkin sudah tertidur dan baru bangun saat adzan Asar.
                Hery dengan hati-hati turun dari pohon. Tetapi sayang, ia terpeleset dan jatuh dari pohon. Pak’de Edo yang sedang bersantai-santai dengan kursi goyangnya di teras depan rumah pun terkejut mendengar suara seperti benda besar yang jatuh. Ia mengira buah nangka di  kebunnya telah matang dan jatuh ke tanah. Ia pun segera menuju ke kebunnya. Alangkah terkejutnya ia ketika mendapati empat orang anak yang masih mengenakan seragam sekolah sedang berada di kebunnya. Kebunnya kini berantakan karena Hery yang jatuh dari pohon. Pot-pot bunga yang tersusun rapi sebagian ada yang rusak karna tertimpa dan sebagian ada yang terguling dan tanah didalam pot itu berserakan kemana-mana. Pak’de Edo sangat marah dan menjewer telinga keempat anak itu. Ia mengantarkan keempat anak itu pulang ke rumahnya masing-masing dan memarahi orang tua mereka karna membiarkan mereka bermain sampai kekebunnya.
Kira, Nora, Luki , dan Hery dimarahi habis-habisan karena bermain sampai merusak kebun pak’de Edo. Terlebih lagi, mereka bermain dari saat pulang sekolah tepat pukul 12 siang sampai hampir adzan Asar tanpa sempat makan siang dan berganti baju. Kasihan Luki. Ia dihukum tidak boleh bermain petak umpet lagi selama seminggu. Tetapi, Kira,Nora, dan Hery tidak kapok bermain petak umpet. Setelah kejadian dikebun pak’de Edo itu, mereka tetap saja bermain petak umpet namun tidak sepulang sekolah tetapi setiap sore sehabis adzan asar dan hanya di taman komplek saja.
Pada suatu hari yang cukup berangin, seperti biasa Kira, Nora, dan Hery  bermain petak umpet di taman komplek. Nora yang dapat giliran jaga. Ia pun mulai berhitung. Kira dan Hery berencana bersembunyi di tempat yang sama. Tak sengaja mereka melihat sebuah mobil pick-up yang terparkir dibelakang taman disamping pohon yang rimbun . Pikir mereka, tak mungkin Nora dapat menemukan mereka karna mobil pick-up itu tersembunyi daun-daun pohon . Dan pasti sangat menyenangkan dapat bersembunyi diatas mobil pick-up saat cuaca sedang berangin seperti saat ini. Mereka pun segera bergantian naik keatas mobil pick-up dan duduk sambil bersembunyi memeluk lutut .
Dugaan mereka benar. Jam sudah menunjukkan pukul lima kurang lima belas menit. Tetapi, Nora belum bisa menemukan tempat persembunyian mereka. Mereka pun sangat senang karna sampai saat ini tak berhasil ditemukan. Karena terlalu lama menunggu, mereka pun tertidur di atas mobil pick-up itu. Mereka tidak tahu, Nora sudah lama menyerah mencari mereka dan lebih memilih pulang kerumahnya.
Mereka tidur dengan nyenyak ditemani angin yang bertiup pelan . Mereka tak menyangka bahwa saat itu telah pukul 6 sore, dan adzan maghrib sedang berkumandang. Tetapi mereka tak kunjung bangun saking nyamannya tidur diselingi angin sepoi-sepoi. Dan mereka juga tidak tahu bahwa mereka tertidur diatas mobil pick-up yang sedang berjalan.
Pukul 7 malam, Kira dan hery terbangun karna mobil pick-up sedang berjalan ditanah bebatuan dan mengguncang mobil beserta tubuh mereka yang ada diatas mobil pick-up itu. Betapa terkejutnya mereka. Mereka kini entah berada dimana diatas mobil pick-up yang berjalan . Mereka sangat ketakutan. Mereka hendak memanggil si pengemudi mobil tetapi takut dimarahi. Akhirnya mereka pasrah dan diam menunggu sambil berdoa semoga mobil pick-up yang membawa mereka ini akan kembali ke komplek perumahan mereka.
Tepat saat adzan isya’ berkumandang, mobil pick-up itu kembali ke komplek. Dengan mengendap-endap Kira dan Hery segera turun dari mobil pick-up itu. Mereka dengan cepat berlarian kerumah masing-masing.
Dirumah, semua orang menghawatirkan  mereka. Dari orang tua sampai para tetangga yang tadi sempat ikut membantu mencari mereka. Tak ayal lagi sesampai dirumah mereka ditanyai macam-macam dan dimarahi habis-habisan. Malam itu sungguh meneganggkan bagi Kira dan Hery. Mereka kapok main petak umpet lagi. Begitupun Luki dan Nora yang sudah duluan kapok bermain petak umpet sewaktu Kira dan Hery menghilang. Mereka menyesal telah mengabaikan nasihat orang tua mereka. Mulai saat ini mereka berjanji tidak akan main petak umpet lagi dan akan menuruti nasihat orang tua mereka.

J J J

Jumat, 26 Agustus 2011

Break

maaf ya teman teman 
untuk sementara imel break dulu nulisnyaa, udah sibuk mau UAS niih . tunggu cerpen cerpen selanjutnya yaa ;)

Minggu, 24 April 2011

Miracle (part 2 )

Clarita rasanya ingin menangis.
tapi, tunggu. Inilah saatnya Pricilla bekerja." Sadar Clarita, aku ini peri koki, apa sih yang nggak bisa dilakuin sama peri koki?" ujar pricilla
Didalam rumah Pricilla atau kotak makanan unik yang tadi ditemukan clarita terdapat alat-alat memasak dan berbagai macam resep makanan.Clarita menjadi sangat bersemangat ke dapur untuk praktik memasak. Sebenarnya, Clarita tidak pernah suka memasak, tetapi karena ditemani teman barunya yang sangat menyenangkan, pricilla si peri koki, ia merasa aman. Pricilla pun memberitahukan cara menggunakan alat-alat masak itu. Lalu, mereka mulai memasak.
Hasil penilaian segera diumumkan.
" Masakan terbaik semester ini, Jatuh kepada Clarita Stevania dengan Udang goreng tepung dan ayam saus Lemon", umum pak Jerry. Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan bagi Clarita, terlebih dengan kehadiran Pricilla.

Setibanya dirumah, Seharian Clarita mengurung dirinya didalam kamar. Tetapi, kali ini ia mengurung diri bukan karena sikapnya yang kemarin. Tetapi, karena keasyikan mengobrol dengan Pricilla. Didalam kamarnya, Pricilla menjelaskan banyak pengetahuan tentang memasak , Cara memasak yang benar, hingga semua isi didalam rumahnya  didalam kotak peralatan. Mama mengantarkan cake kedalam kamar. Clarita segera menyantapnya dengan lahap, mamapun kini merasa senang melihat anaknya yang kembali menjadi periang seperti dulu. 
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Besok Clarita tidak libur, ia masih harus bersekolah seperti biasa. Tetapi, ia masih asyik mengobrol bersama Pricilla hingga mereka terlalu lelah untuk melanjutkan cerita-cerita mereka dan tertidur pulas dengan nyenyaknya.
Bulan telah berganti menjadi matahari yang sudah siap menerangi bumi hari itu. Clarita segera berangkat kesekolah dengan menenteng kotak peralatan memasaknya dan sepotong roti yang bertengger dimulutnya. Ditengah perjalanan, ada sejumlah promosi kursus memasak yang sudah go international . Clarita di tarik oleh salah satu wanita dengan rambut di gulung ,sangat anggun, Rupanya ia adalah salah satu sponsor kursus memasak ini . Clarita diajak menjadi salah satu model dan juga akan diundang dalam lomba memasak. Awalnya Clarita tidak mau, tetapi karena bujukan Pricilla, akhirnya ia menyanggupinya.

Disekolah, teman-teman menjadi gempar dan sangat terkejut saat melihat Clarita. clarita yang dulu yang tidak memperhatikan penampilannya, kini mengubah gaya rambutnya yang semula panjang terurai dan tidak terawat di potong trendy. Kaca matanya yang besar layaknya Harry poter diganti menjadi kacamata yang tidak kalah keren dengan milik artis-artis bergengsi saat ini.


Besok Clarita tidak bersekolah, ia dan pricilla mencoba membuat cupcakes yang kemudian dimakan bersama-sama keluarga Clarita. Mereka tidur sangat larut malam, dan mereka melupakan lomba memasak besok.
Keesokan harinya mereka bangun kesiangan. saat mereka keluar dari kamar, diluar sudah tidak ada siapa-siapa lagi. papa dan mama sudah pergi bekerja. Pricilla kemudian mengajak Clarita kembali ke kamar untuk mendengarkan ceritanya saat ia lomba memasak.
Saat pricilla bercerita tentang ia yang menjadi juara 2 dalam lomba itu, ia teringat akan lomba memasak itu. Clarita pun panik , ia belum bersiap - siap mempersiapkan baju dan peralatan memasaknya.

( bersambung )
apa ya kira-kira yang akan mereka lakukan ?
tunggu kelanjutannya ya di Miracle ( part 3 )
;)

Selasa, 19 April 2011

Miracle (Part 1)

Pagi ini, Clarita pergi sekolah seperti biasanya. Ia berangkat ke sekolah dengan wajah murung tanpa sarapan.Sesampainya di sekolah, ia meninggalkan tasnya dikelas dan pergi ke kantin untuk sarapan.
Di kantin, Loreta cs pun mulai mengolok-olok clarita. 
" ha...ha...ha... belum sarapan ya clarita sayang ? cupcupcup kasiannya ." ucap loreta dengan wajah sedih yang dibuat-buat.
Clarita sudah bosan mendengar ledekan-ledekan loreta itu. Ia pun akhirnya hanya menanggapinya dengan mengacuhkannya.

Lonceng berbunyi, pelajaran dimulai. Selama pelajaran Clarita hanya diam mencatat. Walaupun sebenarnya banyak pertanyaan yang seharusnya bisa ia jawab, ia lebih memilih diam.
Lima jam berlalu, lonceng kembali berbunyi, lonceng pulang. Tidak ada perubahan sama sekali. Ia pulang dengan wajah tanpa ekspresi bahagia sedikitpun.
Sikap ini diterimanya semenjak Ditha, sahabat dekatnya pindah keluar kota. Terlebih lagi, ada Loreta cs yang siap mengolok-oloknya . Menurut semua orang,itu hal biasa dalam kehidupan. Diolok-olok oleh teman yang kurang senang atau bisa di bilang iri kepada kita. Tetapi, semua tidak ada yang tahu sebab yang jelas yang telah membuat Clarita berubah.


Sesampainya di rumah, ia segera masuk ke kamarnya. Padahal papanya membawa cake. Dulu, sebelum Clarita berubah jika papanya pulang membawa cake, ia segera mencomotnya dengan lahap. Sekarang, seberapa banyak pun papa membawakannya cake. Mulai dari yang bermacam macam bentuk dan rasa sama sekali tidak disentuhnya.Ia lebih memilih mengotak-atik laptopnya dengan ditemani setengah liter susu coklat hangat hingga larut malam dan akhirnya mengantuk.



Keesokan harinya, tidak ada perubahan. Ia tetap pergi ke sekolah dengan wajah yang sama tanpa secercah tanda-tanda sedang bahagia. Di tengah perjalanan ke sekolah yang hanya beberapa kilo meter saja dari rumahnya, ia bertemu seorang anak kecil dengan pakaian sangat lusuh sedang kelaparan. Karna kasihan, ia pun memberikan bekalnya kepada anak itu.Anak itu sangat senang sekali dan berterima kasih kepada Clarita. Sepertinya Clarita melupakan sesuatu yang tidak di ketahuinya. Entah penting atau tidak.Ia tetap melanjutkan perjalanannya . Tiba-tiba.....



Buk ! Ia terjatuh karna tersandung sebuah kotak peralatan memasak yang cukup besar. Kotak itu amat unik yang lebih mirip dengan kandang hamster yang ada pintunya. Clarita pun membuka kotak tersebut dan keluarlah sesuatu yang kecil seperti....
oh ya, peri ! yang memanggilnya, " Hai kakak yang manis, kamu sekarang telah menjadi majikanku. Perkenalkan ak Pricilla paula peri koki, aku siap membantumu.
=)  ada seulas senyum yang mulai mengembang di wajah Clarita. Itu perubahan yang sangat besar. Dan ia mendesah " gue pasti nggak bakal kesepian lagi..."


Clarita pun akhirnya tiba di sekolah . pastinya dengan wajah yang penuh kebahagiaan.
Loreta cs mengelilinginya dan bersiap mengganggu.
" hai cewek, cantik banget sih hari ini tapin sayang kuper,dan sayangnya gue nggak akan pernah mau berteman sama lo ! hahahaha " ledek Loreta
" please deh loreta, gue nggak butuh temen kayak lo, lebih baik gue nggak punya temen seumur hidup daripada punya temen kayak lo! " balas Clarita  sambil mengibaskan rambutnya dan meninggalkan Loreta.
Loreta cs terkejut bukan main, mana Clarita yang selalu bersedia di ledek setiap hari ?




Pelajaran pertama dimulai, Pricilla duduk di atas bahu Clarita. Pak Jerry mulai mengingatkan anak-anak tentang tes praktik memasak hari ini.
" Astaga ! resep makanan sama alat-alat masak gue kan di kotak bekal gue, aduh gimana nih ? aduhh habis deh gue sama pak Jerry."


and then ? gimana ya nasib Clarita?
tunggu ya di Miracle (part 2 ) =D

Rabu, 30 Maret 2011

Si Hantu yang Sombong

Pagi - pagi Vira sudah pergi ke sekolah. Setibanya ia disekolah, yang didapatinya hanyalah Pak Jarwo yang biasanya pagi-pagi  sekali sudah memeriksa keadaan sekolah dan beberapa guru yang memang selalu datang pagi sepreti bu Ita, yang terkenal dengan hukumannya yang unik, pak Broto yang super killer. Karna masih sangat pagi, Vira tidak langsung memasuki kelasnya, tetapi ia singgah sebentar ke kantin pak Asep untuk sarapan. Setelah puas mengisi perut, Vira segera beranjak ke kelas.Di tengah perjalanan ke kelas, Handphonenya berdering. Ada sms masuk, dari Caca. Ternyata caca tidak masuk kelas karena cacar.Selagi masih pagi, Vira ingin mengelilingi sekolah. Udara di sekitar sekolah sangat segar. Lagi- lagi ia tidak pergi kekelas melainkan berjalan-jalan menghirup udara segar sekolah.
Sudah setengan jam Vira berada disana. Tidak ada satu orang pun yang datang, guru-guru pun yang tadi sempat datang sudah tidak terlihat lagi.
Vira segera mengirim sms ke Wynne agar segera datang. Tetapi, tidak di balas. Akhirnya ia beranjak ke kelas.
Sesampainya di kelas, vira duduk termenung sendiri. Ia teringat film Hantu di Kelas yang sempat di tontonnya semalam bersama wynne. Ia merasa bulu kuduknya merinding. Ketika ia menoleh ke belakang. Tidak ada apa-apa. Tetapi, ketika ia menoleh sekali lagi, terlihat olehnya seorang anak perempuan yang bergaun putih, persis seperti hantu difilm yang ditontonnya.
Vira pun segera lari tunggang - langgang pulang ke rumah.

Dikelas...
Suasana seperti biasa. Angin luar yang berhembus dengan kencang kedalam kelas, melambai-lambaikan tirai - tirai putih yang menghiasi jendela kelas.
Dirumah, tidak ada siapa-siapa lagi. Hanya bi surti yang sedang memasak di dapur.  Vira segera menuju kekamarnya. Setibanya  di kamar, handphonenya berdering. Ada 1 sms masuk, dari wyyne.


Vir, sorry y gue bru bles. Emngny lo lpa ya hari ini lbur?
gue lagi di villa ni bareng kluarga.
bye vir see u soon .....

" bilang dong dari tadi! mana gue ketakutan sendiri lagi disekolah." gerutu Vira.
Memang Vira lupa hari itu libur. Tetapi, ia takkan lupa peristiwa yang baru dialaminya setengah jam yang lalu.

Hari Minggu adalah hari terakhir liburan sekolah. Saat itu banyak teman-teman Vira yang bersiap-siap pulang dan menghentikan kegiatannya semasa liburan. Vira yang baru pulang dari Bogor , segera mengambil handphonenya dan mengirim sms ke teman-temannya untuk datang lebih awal besok karna ia ingin menunjukkan sesuatu.


Keesokan harinya, teman - teman sudah mennunggu di depan kelas. Ketika Vira datang,semua temannya menagih janjinya untuk menunnjukkan sesuatu yang katanya sangat mengejutkan. Ketika Vira masuk ke kelas. Ia dan teman-temannya duduk termenung. Menoleh untuk kesekian kalinya. Tetapi, tidak ada apa-apa.
Akhirnya memang tidak ada apa-apa di kelas itu. Semua teman-temany menyoraki Vira.
Vira pun menjadi geram dengan hantu di kelas itu. Ia lantas berteriak " hantu, keluar dong ! Sombong banget, dasar sombong ! "




hahaaha ak ini hororrer ato humorrer ?
mm kalo yang ini ak tulis wktu kelas 1 SMP...
haha dicomment yah kalo ada yang janggal :)

Minggu, 27 Maret 2011

The Secret Haunted Restaurant

Saat itu malam minggu. Anita dan Nataline berjalan-jalan menghirup udara segar di pinggiran pantai. Angin pantai yang dingin berhembus menusuk tulang. Anita dan Nataline adalah sahabat dekat. Setiap malam minggu mereka selalu pergi melihat-lihat keindahan pantai pantai.Ketika mereka sedang menikmati udara pantai, datanglah seorang wanita separuh baya dengan wajah pucat pasi menghampiri mereka.Wanita itu menyerahkan selembar kertas yang menyerupai brosur yang sudah sangat usang. Brosur itu mengajak mereka singgah ke sebuat restaurant di belakang rumah penjaga pantai. Wanita itu pun segera menarik mereka berdua yang tengah kebingungan.
Mereka di tarik ke sebuah restaurant tua di belakang bangunan-bangunan tua d pantai. Suasana di restaurant tua itu sangat nyaman dan tenang. Sayangnya rempat itu tertutup dengan bangunan - bangunan tua yang tidak terpakai sehingga sangat sepi.
Mereka memesan dua piring spagetti dan 2 gelas jus sirsak. Selagi menunggu pesanan datang, mereka berbincang- bincang tentang keanehan tempat itu. 
Hidangan datang. Saat mereka ingin menyantap makanan mereka, tiba - tiba listrik padam. Suasana menjadi lebih menyeramkan daripada sebelumnya.
Saat listrik kembali menyala, ruangan kosong. Hanya ada mereka berdua disana. Yang lebih mengejutkan lagi, spagetti yang hendak mereka santap telah dipenuhi cacing-cacing dan jus mereka telah dipenuhi sengan percikan darah.
Mereka segera keluar dari restaurant dan lari ketakutan kembali ke pantao.
Suasana di pantai sangat ramai. Berbeda jauh dengan suasana di restaurant. Karna hari sudah larut malam,mereka segera pulang ke rumah dengan pikiran masih campur aduk.
Malam minggu berikutnya, mereka tidak pergi ke pantai melainkan ke rumah penjaga pantai. Mereka ingin mencari informasi tentang restaurant tua yang menyeramkan itu. Rupanya nama si penjaga pantai adalah pak franz. Saat tiba di rumahnya, pak Franz menyambut mereka dengan hangat. Mereka dipersilahkan duduk di beranda depan rumah yang mengahadap pantai dan diselingi dengan teh hangat buatan bu franz. Mereka mulai bertanya kepada pak Franz tentang restaurant itu.
Raut wajah pak Franz berubah. Yang tadinya sangat berseri-seri menyambut kedatangan Anita dan Nataline kini menjadi muram dan sedih.
Akhirnya pak Franz menceritakan  tentang asal usul restaurant itu. 

Restaurant itu adalah milik adik laki-laki pak Franz yang bernama Daniel. Daniel sangat bersemangat membangun restaurant itu. Sampai suatu hari datanglah seorang teman lamanya yang menyimpan dendam kepadanya. Tanpa belas kasihan, ia membunuh Daniel dan seluruh pelayan restaurant yang bertepetan dengan malam minggu.
Maka dari itu, setiap malam minggu Daniel dan pelayannya selalu gentayangan mengganggu pengunjung pantai.
Restaurant itu sudah sangat tua.Tetapi, pak Franz sangat menyayanginya. Itulah sebabnya pak Franz sengaja membaangun bangunan-bangunan yang tidak terpakai untuk menutupi restauraant itu agar tidak terlihat dan di gusur petugas setempat.
Anita dan Nataline merasa iba. Tetapi mereka tetap membujuk pak Franz untuk memyingkirkan restaurant itu karna sangat mengganggu pengunjung pantai.
Akhirnya pak franz pun setuju dan bersedia menyingkirkan restauraant itu.

3 bulan kemudian.....
" kami mau spagetti 2 minumnya jus sirsak 2"
" baik, silahkan ditunggu pesanannya."
Pak Franz telah membangun sebuah restaurant di pinggiran pantai atas nama Daniel. Anita dan Nataline selalu berkunjung kesana selagi malam minggu.
Pesanan sudah datang. Saat hendak menyantap spagetti yang masih hangat itu, tiba - tiba listrik padam. Yang terdengan hanyalah alunan musik classic yang sedari tadi sudah di putar.
Listrik sudah menyala. Tentunya dengan Spagetti yang masih hangat dan jus sirsak yang masih segar. Hufft .... leganya.
" selamat tinggal restaurant hantu "


* Ini cerpen yang ak tulis waktu kelas 4 SD
jangan lupa di comment ya :)