Mengenai Saya

Foto saya
Batam, riau, Indonesia
i like writing many stories, reading teen novels, eat ( hahaha =D, but i'm not fat ;) if you want to be my friends, you can add my facebook : Imelda Chandra (Imelda Chandra K)or follow my twitter : @Melymelda and i will follback you

Sabtu, 17 Desember 2011

Gara - gara Petak Umpet



Matahari sangat terik siang ini. Sepertinya tidak ada angin yang bertiup saat ini. Tetapi Nora, Kira, Luki, dan Hery yang masih mengenakan seragam SD mereka, tampak tidak perduli dengan panas yang menyengat kulit itu .Mereka dengan asyik nya terus bermain. Kira terlihat sedang menutup matanya sambil berhitung. Sedangkan teman-temannya yang lain segera berlarian mencari tempat bersembunyi. Setelah Kira selesai berhitung ia segera berlari ke tempat- tempat yang mungkin dijadikan tempat bersembunyi oleh teman-temannya. Ia mendengar suara gemerisik rumput didekat pohon jambu. Dengan mengendap-endap, Kira mulai mendekati pohon jambu yang berada di belakangnya itu. Dan … ya !  Ia menemukan Luki yang sedang nyengir kuda ketika ketahuan tempat persembunyiaannya.
Kira ditemani Luki pun  melanjutkan mencari teman-teman mereka yang lain. Mereka mengitari taman komplek rumah  dengan teliti. Siapa tahu salah satu dari Nora dan Hery bersembunyi di taman. Tetapi, tak terlihat seorang pun dari mereka yang bersembunyi disana. Kira dan Luki pun mulai mencari ke rumah-rumah kosong yang tidak ada penghuninya. Biasanya salah satu dari mereka sering bersembunyi di rumah-rumah kosong itu. Baru saja mereka mencari ke sebuah rumah kosong yang paling dekat dengan taman, terdengar suara gemerisik dihalaman belakang yang tak terurus . Mereka dengan cepat berlari kebelakang rumah . Terlihat Nora duduk disudut halaman belakang sambil menggaruk-garuk tangan dan kakinya yang gatal karena digigiti nyamuk. Dengan muka masam, Nora yang tempat persembunyiannya ketahuan itu ikut mencari Hery bersama Kira dan Luki.
Hari sudah semakin terik. Jam menunjukkan pukul 2 siang. Sudah setengah jam Kira, Luki, dan Nora berputar-putar mengelilingi komplek mencari Hery. Mereka sudah amat lelah. Terlebih mereka belum sempat makan siang tadi . Tetapi mereka penasaran dimana kiranya Hery bersembunyi sehingga sangat sulit ditemukan. Mereka akhirnya mencari kekebun pak’de Edo yang terkenal galak. Dengan berjinjit-jinjit mereka masuk kedalam kebun . Kebun pak’de Edo ternyata sangat luas . Hampir seluas taman komplek. Mereka pun berpencar mencari Hery di kebun itu . Tak berapa lama kemudian Nora berlari kearah Kira dan Luki. Ia menarik Kira dan Luki menuju sebuah pohon Mangga yang sangat besar . Di salah satu dahan besar di pohon itu, Hery terlihat terkantuk-kantuk dan hampir tertidur menunggu teman-teman yang mencarinya . Kalau saja Nora tidak menemukannya, Ia mungkin sudah tertidur dan baru bangun saat adzan Asar.
                Hery dengan hati-hati turun dari pohon. Tetapi sayang, ia terpeleset dan jatuh dari pohon. Pak’de Edo yang sedang bersantai-santai dengan kursi goyangnya di teras depan rumah pun terkejut mendengar suara seperti benda besar yang jatuh. Ia mengira buah nangka di  kebunnya telah matang dan jatuh ke tanah. Ia pun segera menuju ke kebunnya. Alangkah terkejutnya ia ketika mendapati empat orang anak yang masih mengenakan seragam sekolah sedang berada di kebunnya. Kebunnya kini berantakan karena Hery yang jatuh dari pohon. Pot-pot bunga yang tersusun rapi sebagian ada yang rusak karna tertimpa dan sebagian ada yang terguling dan tanah didalam pot itu berserakan kemana-mana. Pak’de Edo sangat marah dan menjewer telinga keempat anak itu. Ia mengantarkan keempat anak itu pulang ke rumahnya masing-masing dan memarahi orang tua mereka karna membiarkan mereka bermain sampai kekebunnya.
Kira, Nora, Luki , dan Hery dimarahi habis-habisan karena bermain sampai merusak kebun pak’de Edo. Terlebih lagi, mereka bermain dari saat pulang sekolah tepat pukul 12 siang sampai hampir adzan Asar tanpa sempat makan siang dan berganti baju. Kasihan Luki. Ia dihukum tidak boleh bermain petak umpet lagi selama seminggu. Tetapi, Kira,Nora, dan Hery tidak kapok bermain petak umpet. Setelah kejadian dikebun pak’de Edo itu, mereka tetap saja bermain petak umpet namun tidak sepulang sekolah tetapi setiap sore sehabis adzan asar dan hanya di taman komplek saja.
Pada suatu hari yang cukup berangin, seperti biasa Kira, Nora, dan Hery  bermain petak umpet di taman komplek. Nora yang dapat giliran jaga. Ia pun mulai berhitung. Kira dan Hery berencana bersembunyi di tempat yang sama. Tak sengaja mereka melihat sebuah mobil pick-up yang terparkir dibelakang taman disamping pohon yang rimbun . Pikir mereka, tak mungkin Nora dapat menemukan mereka karna mobil pick-up itu tersembunyi daun-daun pohon . Dan pasti sangat menyenangkan dapat bersembunyi diatas mobil pick-up saat cuaca sedang berangin seperti saat ini. Mereka pun segera bergantian naik keatas mobil pick-up dan duduk sambil bersembunyi memeluk lutut .
Dugaan mereka benar. Jam sudah menunjukkan pukul lima kurang lima belas menit. Tetapi, Nora belum bisa menemukan tempat persembunyian mereka. Mereka pun sangat senang karna sampai saat ini tak berhasil ditemukan. Karena terlalu lama menunggu, mereka pun tertidur di atas mobil pick-up itu. Mereka tidak tahu, Nora sudah lama menyerah mencari mereka dan lebih memilih pulang kerumahnya.
Mereka tidur dengan nyenyak ditemani angin yang bertiup pelan . Mereka tak menyangka bahwa saat itu telah pukul 6 sore, dan adzan maghrib sedang berkumandang. Tetapi mereka tak kunjung bangun saking nyamannya tidur diselingi angin sepoi-sepoi. Dan mereka juga tidak tahu bahwa mereka tertidur diatas mobil pick-up yang sedang berjalan.
Pukul 7 malam, Kira dan hery terbangun karna mobil pick-up sedang berjalan ditanah bebatuan dan mengguncang mobil beserta tubuh mereka yang ada diatas mobil pick-up itu. Betapa terkejutnya mereka. Mereka kini entah berada dimana diatas mobil pick-up yang berjalan . Mereka sangat ketakutan. Mereka hendak memanggil si pengemudi mobil tetapi takut dimarahi. Akhirnya mereka pasrah dan diam menunggu sambil berdoa semoga mobil pick-up yang membawa mereka ini akan kembali ke komplek perumahan mereka.
Tepat saat adzan isya’ berkumandang, mobil pick-up itu kembali ke komplek. Dengan mengendap-endap Kira dan Hery segera turun dari mobil pick-up itu. Mereka dengan cepat berlarian kerumah masing-masing.
Dirumah, semua orang menghawatirkan  mereka. Dari orang tua sampai para tetangga yang tadi sempat ikut membantu mencari mereka. Tak ayal lagi sesampai dirumah mereka ditanyai macam-macam dan dimarahi habis-habisan. Malam itu sungguh meneganggkan bagi Kira dan Hery. Mereka kapok main petak umpet lagi. Begitupun Luki dan Nora yang sudah duluan kapok bermain petak umpet sewaktu Kira dan Hery menghilang. Mereka menyesal telah mengabaikan nasihat orang tua mereka. Mulai saat ini mereka berjanji tidak akan main petak umpet lagi dan akan menuruti nasihat orang tua mereka.

J J J

1 komentar:

  1. ini cerpen yang imel kumpul buat " menulis cerpen berdasar pengalaman pribadi " selama membacaa ;)

    BalasHapus